Connecting The Dots
Tugas matrikulasi kali ini lagi-lagi bikin saya harus menyelami diri sendiri. Kalau sehari-hari saya paling malas mikirin yang kayak begini-gini karena jujur enakan nonton drama Korea (#eh), berkat ikut IIP saya jadi (sedikit) lebih berpikir, seperti apa sih diri saya ini?
Dari dulu kalau saya tanya sama orang, orang seperti apa sih saya ini? Mayoritas pasti jawabannya nggak jauh-jauh dari supel, tegas, percaya diri, serius, detil, rajin, nggak percayaan sama orang, dan kadang jutek. Hehe..
Bener nggak sih?
Kalau saya telusuri lagi keseharian saya, pendapat orang-orang ini ada benarnya juga. Sejak kecil saya orang yang sangat pemalu dan penakut. Namun saat itu Mama saya selalu mendorong saya untuk keluar dari lingkaran sifat-sifat tersebut. Saya pun lupa bagaimana akhirnya suatu hari saya menyadari kalau saya sudah tumbuh menjadi seorang anak kuliahan yang supel namun tegas, percaya diri, dan serius, tepatnya saat saya terpilih sebagai calon ketua organisasi. Hal ini terus berlanjut hingga saya lulus dan bekerja di sebuah perusahaan. Saya dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Lingkungan kerja mengajarkan saya untuk bekerja dengan serius, rapi, detail, dan selalu melatih professional skepticism. Mungkin dari sana saya terbiasa untuk nggak cepat percaya sama suatu informasi atau individu yang baru saya kenal. Saya jadi terbiasa mengulik sesuatu lebih dalam supaya lebih kenal dan paham, jadi terbiasa belajar.
Apa yang membuat saya unik?
Saya adalah seorang yang pemalas namun rajin. Eh gimana tuh? Jadi, saya sendiri merasa diri saya adalah orang yang sangat pemalas. Seriously, saya orang yang malesaaaan banget, tapi orang-orang di sekitar saya banyak yang bilang saya orang yang rajin, telaten, detil, dan sebagainya.
Apakah begitu kenyataannya?
Betul saya 100% adalah seorang pemalas. Apalagi kalau harus mengerjakan sesuatu yang susah atau berulang-ulang kali. Jadi, saya terbiasa untuk melakukan sesuatu sebaik dan seefisien mungkin supaya saya nggak perlu mengulanginya lagi atau melakukan effort ekstra di kemudian waktu. Misalnya saja saat menyiram tanaman di pagi hari. Saya selalu mengawalinya dengan membersihkan daun-daun yang layu dan kering, menyapu sekitarnya, lalu baru menyiramnya. Yang orang lain lihat adalah saya rajin pagi-pagi sudah menyapu halaman, tanaman juga sudah bersih dan segar tersiram. Padahal semua itu saya lakukan karena menyapu daun-daun kering yang sudah basah tersiram air itu susah, saya malas, jadi saya buat urutannya agar lebih efektif dan efisien. Got the point? 😆
Nilai-nilai apa yang saya miliki?
Saya selalu memegang prinsip untuk selalu berupaya memberikan yang terbaik yang saya bisa, untuk hal apapun. Kadang saya dianggap ambisius dan perfeksionis, namun pada kenyataannya, siapa sih yang nggak mau menyuguhkan yang terbaik untuk kehidupannya?
Apa yang saya perjuangkan?
Saat melihat pertanyaan di atas, yang langsung muncul di kepala saya adalah wajah suami dan anak saya. Namun yang saya perjuangkan adalah kebahagiaan saya.
Lho, kok begitu?
Betul saya ingin memberikan yang terbaik kepada mereka. Kehidupan yang bahagia, pelayanan dan pengasuhan paripurna, serta banyak hal yang saya cita-citakan untuk mereka. Karenanya, saya harus terus berusaha membahagiakan diri saya sendiri; mengenal dan memahami lebih dalam, agar saya bisa meningkatkan kualitas diri, terus belajar, dan menumbuhkan kebahagiaan itu dari dalam diri saya sendiri. Karena saya tahu, saya nggak akan bisa membagi kebahagiaan kepada orang-orang yang saya cintai kalau saya sendiri nggak punya kebahagiaan itu.
Apa kesamaanku dengan Institut Ibu Profesional?
IIP selalu menjunjung tinggi semangat belajar dan memperbaiki diri agar kelak bisa bermanfaat bagi orang di sekitarnya, seperti yang tertera dalam core value Ibu Profesional. Demikian juga nilai-nilai yang saya pegang di keseharian saya. Saya terus belajar, continuous learning terutama dalam memperbaiki kualitas diri, dan tidak pernah menyerah untuk mencapai apa yang saya perjuangkan. Tidak apa-apa kalau hari ini saya masih banyak kurangnya, tapi besok saya harus lebih baik dari hari ini. Bismillah..
Comments
Post a Comment