2019, Akhirnya Punya Resolusi
Hari pertama di 2019. Ah, akhirnya ganti tahun! 2018 flew fast. Rasanya baru kemarin saya melewati malam tahun baru dengan perut buncit hamil 8 bulan, nonton tivi sambil menikmati nyeri punggung khas hamil tua. Ternyata saya menikmati 2018, subhanallah. Meski di 2018 saya mendapatkan pengalaman yang sempat bikin saya depresi dan nggak bisa saya lupakan seumur hidup, tapi saya harus tetap bersyukur karena bahagia dan sukacita yang saya dapatkan masih jauh lebih besar. Buktinya, satu tahun berjalan sebegitu cepatnya. Mungkin karena sumber kebahagiaannya hadir setiap hari. Ya, Rania, sumber kebahagiaan saya, rezeki yang tak terhitung besarnya. Masya Allah tabarakallah.
Tahun baru identik dengan resolusi baru. Selama 25 tahun ini saya nggak pernah sekalipun bikin dan punya resolusi untum setahun ke depannya. Ga terencana banget ya hidup saya? Hehe. Tapi nggak juga sih, saya memang orangnya nggak suka kebanyakan planning. Seringnya, saya melakukan sesuatu secara spontan. Target-target dibuat hanya untuk motivasi dan arah langkah, karena saya justru mudah stress kalau target belum atau sulit tercapai. Mungkin karena saya cenderung ambisius dan perfeksionis (doakan mudah-mudahan cepat sembuh ), jadi kalau ada target saya malah jadi nggak lepas.
Tapi tahun ini ada yang beda. Karena sebuah insiden di 2018 yang bikin saya depresi itu, perlahan-lahan saya mulai menata ulang diri (dan hati). Jadi, walau nggak banyak dan spesifik, tahun 2019 saya harus punya resolusi!
Resolusi pertama dan utama saya; lebih peduli dan menyayangi diri sendiri. Kenapa? Karena selama ini saya cuek banget sama diri sendiri. Sampai-sampai tiap ikut tes psikologis, hasilnya selalu bilang kalau saya adalah orang yang selalu mendahulukan orang lain dibanding diri sendiri. Saya nggak pernah mikirin diri saya dan selalu fokus di orang lain hampir di setiap hal, baik fisik maupun psikis. Mungkin ini salah satu penyebab depresi yang saya alami, karena saya nggak pernah 'menyelamatkan' diri dan perasaan saya sendiri. Saya hanya fokus pada kebahagiaan suami dan anak, padahal ternyata untuk membahagiakan orang lain kita juga harus bahagia. Nah mulai sekarang, saya juga harus bahagia supaya bisa membawa kebahagiaan untuk suami, anak, dan orang tua saya :)
Yang kedua—sebenarnya masih bagian dari usaha untuk menyayangi diri sendiri; hidup sehat. Kenapa? Karena biaya dokter mahal banget! Haha. Bukan deh, ya simply karena selama ini saya hidup 'sekenanya'. Makan asal-asalan, pola hidup suka-suka, dan sering sekali menggampangkan sesuatu. Hasilnya? Saya nggak pernah merasa 100% sehat, setidaknya sejak 5 bulan terakhir. Rencananya, saya mau belajar menerapkan clean eating. Selain sehat juga hemat, karena Rania juga bisa ikut makan dan Pak Suami bisa sekalian diet. Hehe..
Dan yang terakhir; menjadi lebih sabar dan bersyukur, baik sebagai diri sendiri maupun sebagai istri dan ibu.
Kalau ngeliat resolusi orang-orang, kadang saya takjub dan seketika minder. Canggih-canggih banget! Tapi nggak apa-apa, manusia kan nggak ada yang sama dan nggak perlu sama. Lagipula, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Biar gimana pun, tetap semua harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Buat apa bikin resolusi yang kita sebenarnya nggak perlu atau mungkin nggak attainable, kan?
Bismillah, semoga Allah mudahkan dan mampukan kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Semoga hari-hari kita di 2019 berjalan mulus, dilimpahi rezeki dan kebahagiaan. Aamiin..
Comments
Post a Comment